Pdt. Petrus Agung Purnomo
Kisah Para Rasul 12:1-12
Ada 1 kata yaitu family. Bahtera ini adalah sebuah family. Kita bukan kumpulan banyak orang tapi satu keluarga. Orang Yahudi suka Herodes menangkap Petrus. Pada waktu mereka mendengar Petrus ditangkap, alkitab mengatakan tetapi jemaat dengan sungguh-sungguh mendoakannya. Setelah Petrus keluar sadar, firman menggambarkan dengan jujur dia berfikir pergi ke rumah Maria ibu Markus, saudara perempuan rasul Barnabas. Di situ ada family. Rumah itu penuh sahabat-sahabat yang sangat mendoakan Petrus.
Bahtera adalah family. We are a family. Tidak ada yang perlu ditonjolkan. Bahtera berdiri pertama kali disambut antusias. Sesuatu yang berbeda sudah dimulai. Belum ada satu tahun, sudah harus memasuki badai gelap. Disitulah ujian, apakah semua ini keluarga? Ini ujian keluarga yang luar biasa. Didera banyak suara. Doa di Bekasi menyiapkan pelayanan di Kalimantan. Banyak pengurus yang mengundurkan diri. Mahanaim masuk majalah koran. Tekanan yang luar biasa tentang adiknya. PAP dkk berfikir berharap mendukung dan mendoakan. Banyak orang didesak keluarga tidak boleh ikut mahanaim. Ditekan keluarganya dan aparat.
Ketika PAP diajak Bu Nany dan Bu Iin minum. Bu Nany ditelp katanya Pak Yusak kecelakaan. PAP langsung naik mobil menyusuri jalan. Lihat mobil mercy pak yusak rusak PAP hanya menangis. Kalau bukan campur tangan mungkin saat di Mahanaim itu adalah doa terakhir bersama Pak Yusak. Kondisi Pak Yusak sudah parah, mata bengkak. Pak daniel langsung putar balik dari Bandung. mereka lihat Efy menantu Pak Yusak sudah mati. Jenasah dibawa ke Bandung sedangkan Pak Yusak dirawat.
PAP mendapat telp diminta supaya berhenti dan keluar dari bahtera. Satu kata yang keluar dari PAP, beliau berkata: "Maaf ini keluarga saya."
Ke Bandung mereka berbisik-bisik menanyakan kondisi Pak Yusak bagaimana. Dokter berkata: "tinggal menunggu." Malem itu PAP bersama Pak Keni berjaga. Peperangan luar biasa terjadi. Dia berkata: "ngeri ini peperangannya." Pak Keni bertugas menjagai Pak Yusak. Selama dirumah sakit Pak Yusak tidak pernah mengeluh melainkan mengucap syukur. Ada saat-saat dimana kondisi memburuk. Garis monitor berada jatuh dibawah. Peperangan roh terjadi. Lampu gantung rumah sakit bisa berputar sendiri padahal mereka melihatnya bersama-sama. Perang sampai terpelanting. Monitor ngedrop. Lewat jam 02.00 perang selesai.
Lain malam ada seperti suara orang menangis. Ternyata setiap malam selalu ada orang yang mati. PAP pulang bertepatan ultah anaknya ke-17. Berangkat ke Kalimantan bersama yang lain. Mereka sempat berfikir apakah mau dibatalkan? Kalau mereka bertanya kepada Pak Yusak pasti pasti dimarahi, karena beliau tipe orang yang harus menyelesaikan sampai garis akhir. Sedangkan kalau diteriskan sementara keadaan Pak Yusak sedang kritis, pasti orang akan mencemoohkan mereka karena orang tuanya sakit tidak diurusi.
Pagi-pagi Bu Yusak telp PAP minta didoakan karena Pak Yusak kritis. Intimidasi setan terjadi. Menantu mati, mobil hancur, Nabi-Nya kritis. Ditengah kegelisahan Tuhan berkata: "Siapa yang buat bahtera." Lakukan bagianmu dan Aku akan lakukan bagian-Ku. Bahtera is a family.
Seorang orang amerika membuang family dan memilih gerombolan. Dipakai Tuhan bicara soal doa. Sekali ibadah 10ribu orang. Dia berhenti jadi gembala memilih keluar. Tapi yang didapat adalah crew bukan family. Massa banyak tapi bukan family. Ketika PAP doa, dia bertanya: "Mengapa orang yang bisa membnagun 1 juta pendoa tapi jatuh" Bukan karena ketenaran tapi kasih
Seorang lagi adalah gembala gereja dengan 7ribu jemaat. Kotbah ke seluruh dunia. Hari minggu dan rabu kembali ke kotanya. Memutuskan menjual gerejanya tujuan mau menjadi berkat. Nasib dia kehilangan family. Massa bisa saja tepuk tangan saat dia diatas tetapi ketika dia turun tidak ada doapun dipanjatkan bagi dia.
Kalau kita mengerti, kita bisa saling mendoakan. Minta penjagaan khusus menjadi satu keluarga yang luar biasa. We are a family
Tidak ada komentar:
Posting Komentar