Selasa, 11 Desember 2012

Gerbang Mata Air

Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." ( Yohanes 14 : 13 – 14 )
 



Sebenarnya dikota Yerusalem pada zaman itu, dapat dikatakan di semua Pintu Gerbang terdapat sumur atau mata air sebagai bagian dari pertahanan kota itu. Apabila musuh memanahkan panah berapinya ke gerbang maka mereka mempunyai persediaan air yang cukup untuk memadamkan panah berapi itu. Mata air juga sumber kehidupan di mana ada mata air maka disitu air mengalir dan memberikan dampak kehidupan yang luar biasa. Jika anda ingin mengalami dan menikmati kemenangan yang kuat dari TUHAN maka anda harus bisa menangkap esensi dari semuanya ini, mengapa Pintu Gerbang Mata Air begitu penting bagi kehidupan kita. Di Yohanes 4 : 13 – 14, saya meringkas pernyataan TUHAN ini dengan satu kalimat sederhana, yaitu bahwa Pintu Gerbang Air menurut saya juga berbicara mengenai: “Yesus mengubah kita dari konsumen menjadi produsen”. Sebelum air yang diberikan TUHAN menjadi mata air, kita hanya seorang konsumen. Sebenarnya, firman TUHAN itu juga air kehidupan. Seharusnya dalam jangka waktu yang tidak lama, anda tidak hanya sekedar menjadi konsumen yang mendengarkan orang lain tetapi berubah menjadi produsen. Tiba-tiba dari dalam anda keluar pengertian-pengertian Firman TUHAN dan ajaran kebenaran. Setiap kali anda membuka alkitab, anda mulai bercerita tentang isi Firman TUHAN dan orang mulai menikmati sesuatu yang illahi melalui kehidupan kita. Karena begitu anda memproduksi sesuatu yang rohani dan illahi dalam diri anda, maka semua panah api si jahat dengan cepat anda padamkan. Biarkan Gerbang Mata Air menjadikan kita masing-masing mempunyai kesegaran yang abadi tetapi juga kemampuan untuk memadamkan panah api si jahat dan mengubah kita dari konsumen menjadi produsen. Itulah yang TUHAN restorasi dalam hidup kita. DIA tidak perlu banyak, DIA perlu satu saja, dan satu orang bisa buat perubahan. Tetapi jika kita semua mau berkata: “TUHAN, aku mau melakukan apa yang Engkau kehendaki. TUHAN aku mau berada dalam pusat kehendakMU yang sempurna”, maka kita akan menjadi agen perubahan yang luar biasa. AMIN.



Elisa kembali ke Gilgal pada waktu ada kelaparan di negeri itu. Dan ketika pada suatu kali rombongan nabi duduk di depannya, berkatalah ia kepada bujangnya: "Taruhlah kuali yang paling besar di atas api dan masaklah sesuatu makanan bagi rombongan nabi itu." … Datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi abdi TUHAN roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa: "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayannya itu berkata: "Apa?! Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah di depan mereka, maka makanlah mereka dan ada sisanya, sesuai dengan firman TUHAN. ( 2 Raja - raja 4 : 38 – 44 )





Disinilah terjadi pelipatgandaan dan tiba-tiba seseorang menjadi produsen yang luar biasa. Sebelum Elia terangkat ke Surga, rupanya dia tinggal atau paling tidak beberapa saat menetap di Gilgal, oleh sebab itu ketika dia berjalan dengan Elisa start-nya dimulai dari Gilgal. Pada waktu kembalinya ke Gilgal setelah Elia terangkat, keadaan Gilgal secara manusiawi sangat tidak menguntungkan. Jika ada orang datang ke tempat dimana ada kemakmuran dan kelimpahan, tentunya itu hal yang biasa dan wajar, tetapi dimana ada kelaparan orang akan cenderung akan pindah. Tetapi hari itu, nabi ini kembali ke Gilgal pada waktu Gilgal dalam keadaan kelaparan. Selalu ada satu orang yang bisa membuat perubahan, selalu ada satu orang yang bisa berkata: “Dengan TUHAN, aku akan melakukan perkara-perkara yang besar”. Hari itu rombongan nabi datang dan salah satu alasan mereka datang kepada Elisa adalah karena mereka juga kelaparan dan membutuhkan makanan. Elisa jatuh kasihan kepada mereka, dipanggilnya bujangnya untuk memasak sesuatu bagi mereka dan kualinya harus besar karena jumlah mereka ternyata ada 100 orang. Masalah pertama, tidak semua perintah yang TUHAN katakan itu pada awalnya atau babak pertamanya langsung hebat hasilnya. Yang kedua, ternyata untuk mengikuti seorang hamba TUHAN dengan kenabian begitu kuat itu susahnya luar biasa dan nabi biasanya tidak menjelaskan dengan rinci karena memang dia bukan seorang guru. Seringkali ketika kita diperintah TUHAN, kemampuan kita untuk menangkap perintah TUHAN dengan lengkap itu sangat terbatas. Inisiatif kita untuk terus bertanya seringkali rendah sekali, maka bercampurlah kehendak TUHAN dengan semua inisiatif manusiawi kita. Reaksi dari pelayan itu penting dan mengandung resiko yang besar. Ada orang dari Baal-Salisa membawa bahan makanan dan roti yang sangat sedikit dibandingkan orang yang perlu dilayani. Bujang itu ketakutan, sebab 100 orang yang bisa bernubuat dan yang diberikan hanya sedikit, ini kesalahannya: reaksi bujang ini negatif. Ada satu kata yang tidak ada dalam alkitab kita tetapi tercantum dalam versi bahasa Inggris dan dalam bahasa aslinya, yaitu kata: “APA?!”.Jika semua perintah TUHAN kita ukur dengan kekuatan kita, jelas tidak akan pernah terjadi. Perkara apa yang tidak bisa dilihat pelayan ini? Ia tidak melihat bahwa roti itu diberikan oleh orang yang berasal dari Baal-Salisa. Salisa artinya “tiga kali”, tetapi kata “Baal–Salisa” berarti “The Lord who multiply”, TUHAN yang melipatgandakan. Jika pemberian itu dari TUHAN yang melipatgandakan, maka pasti akan terjadi pada waktu dihidangkan semua orang makan kenyang dan bahkan ada sisanya. Jika kita mendapatkan perintah TUHAN untuk melakukan sesuatu, jangan pernah mulai dengan lengkingan yang tidak enak itu. Memulai dengan terikan : “Apa?!” sangat berbahaya, jika reaksi kita sama dengan reaksi orang yang tidak percaya, kita sedang mencoba membatasi TUHAN, maka kita akan berhadapan dengan TUHAN sendiri. Pertanyaannya adalah: apa yang anda percayai? Siapa yang anda percayai? Saya berdoa supaya anda percaya bahwa DIA-lah TUHAN yang sanggup melipatgandakan. AMIN

Tidak ada komentar: