Kepekaannya akan dunia roh mulai dinyatakan pada waktu Pdt. Morris Cerullo mengadakan KKR di Stadion Tambak Sari pada tahun 1992. Joseph melihat di atas awan ada sepasang tangan yang besar dan halus menutupi stadion tersebut. Pada waktu penglihatan ini diceritakan kepada ibunya, ibunya mengira anaknya mengada-ada, tetapi ternyata pada waktu itu juga ada seorang teman dari keponakan ibunya yang juga mendapat penglihatan yang sama. Sejak saat itu Tuhan mulai menyingkapkan banyak sekali penglihatan dan mimpi-mimpi.
Inilah kisah Joseph :
"Saya melihat orang-orang Kristen yang jumlahnya banyak sekali disuruh berbaris menuju tempat penyiksaan di dunia ini. Saya melihat ada seorang tua yang tangan dan kakinya dipotong sedikit demi sedikit. Kaki dan tangan yang terluka itu dimasukkan ke dalam cairan yang membuatnya amat sangat kesakitan. Cairan itu memang telah dirancang untuk menimbulkan rasa pedih, panas, sakit yang tak terkirakan karena akan menjalar lewat syaraf-syaraf yang peka. Rasanya ribuan kali lebih sakit daripada sakit gigi. Rasanya ribuan kali lebih sakit daripada terjepit pintu. Rasanya ribuan kali lebih sakit daripada luka sariawan yang terkena cuka atau sambal pedas. Dia disiksa seperti itu agar dia menyangkal Tuhan Yesus. Meskipun disiksa dengan menyakitkan seperti itu dia tidak menyangkali Tuhan. Setelah kaki dan tangannya buntung, namun tidak juga menyangkali kekristenannya, akhirnya kepalanya dipenggal dan ia mati.
Saya melihat orang lain diletakkan di atas meja yang bagian tengahnya tidak bersambung. Meja itu terbagi menjadi dua bagian yang dapat dipisahkan. Tangan orang itu diikat dan ditarik ke atas dengan kekuatan mesin. Kakinya juga diikat dan ditarik ke bawah dengan arah berlawanan, sehingga tubuh bagian tengahnya robek, terpisah. Usus dan isi perutnya keluar. Dia disiksa seperti itu karena dia menolak menyangkal nama Yesus. Banyak lagi cara yang akan dilakukan oleh orang-orang durhaka untuk memaksa orang Kristen menyangkali iman mereka pada zaman Antikris, zaman aniaya besar, yang sebentar lagi akan terjadi.
Penglihatan itu menceritakan apa yang akan dialami oleh orang-orang Kristen yang tertinggal, tidak ikut dalam pengangkatan, dan masuk ke dalam masa aniaya. Saya mendengar suatu suara berkata, "Jagalah kekudusanmu karena kedatangan-Ku sudah sangat dekat sekali!"
Saya mendapat penglihatan tentang seorang keluarga. Dua anggota keluarganya tertinggal dalam pengangkatan yang akan terjadi. Karena keluarga ini dikenal mama saya, maka keesokan harinya mama saya menghubungi keluarga ini dan menceritakan apa yang saya lihat, bahwa di keluarga ini ada dua anggota keluarga yang akan tertinggal pada zaman antikris.
Sang istri dalam keluarga ini merasa sangat berdukacita karena beberapa bulan sebelumnya dia juga bermimpi tentang pengangkatan (rapture). Dalam mimpi itu dia termasuk dalam pengangkatan. Dalam mimpi itu dia keluar dari rumahnya dan melihat ada banyak orang yang terbang di atasnya. Semua berjubah putih. Tiba-tiba bajunya berubah menjadi jubah putih dan dia ikut terbang menyongsong Tuhan Yesus di udara, lalu memeluk kaki-Nya dan menatap-Nya. Dalam mimpi itu dia melihat anak dan suaminya tertinggal di bumi yang tampak gelap. Dia sangat sedih dan gelisah, lalu berkata kepada Tuhan, “Dari pada suami dan anak saya tertinggal nanti di zaman antikris, lebih baik Tuhan panggil mereka pulang ke rumah Bapa sekarang.”
Dia memutuskan dengan berat hati agar mereka lebih baik mati dalam Kristus sekarang dan jiwanya diselamatkan, daripada tertinggal di masa aniaya besar dan menyangkal Tuhan. Dia berdoa dan menangis kepada Tuhan dan Tuhan memberikan firman kepadanya tentang bagaimana caranya agar mereka tidak masuk dalam zaman antikris. Tuhan menunjukkan dalam Alkitab tentang kisah Petrus yang pernah menyangkal Tuhan tiga kali. Tetapi setelah Petrus dipenuhi Roh Kudus, dia berani mati syahid bagi Tuhan.
Malamnya waktu suaminya pulang, sang istri menceritakan mimpinya tentang pengangkatan itu. Kemudian mereka bertiga mulai berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Keesokan harinya ketika suaminya mengecat tembok di kamarnya sambil mendengarkan lagu-lagu rohani, sang suami digerakkan Tuhan untuk membaca Alkitab. Tuhan menunjukkan tentang kisah Petrus yang menyangkal Tuhan tiga kali. Padahal istrinya belum menceritakan firman Tuhan tentang kehidupan Petrus kepada suaminya. Malam harinya mereka pergi ke gereja. Pengkhotbah di gereja itu menyampaikan firman tentang kehidupan rasul Petrus. Suami istri itu kemudian melihat betapa Tuhan memperingatkan suaminya berkali-kali agar tidak menyangkal Tuhan, hidup benar dan kudus agar siap diangkat Tuhan kapan saja.
Mereka sekarang sungguh-sungguh dengan kehidupan rohani mereka. Mereka berdoa bersama, mengadakan saat teduh setiap hari, membaca Firman Tuhan bukan hanya pada hari Minggu, bergaul intim dengan Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan. Kehidupan mereka berubah. Anaknya yang semula suka membaca komik, sekarang lebih suka membaca Alkitab dan buku-buku serta majalah rohani.
Sumber : Buku "Sorga Terbuka" pengantar dan catatan kaki oleh Pdt. Petrus Agung Purnomo.
Download PDF "Sorga Terbuka" >> http://bit.ly/U0K0aR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar