Minggu, 23 Desember 2012

Pemulihan Suami Istri

Sunday Morning, Dec 23, 2012
Pdt. Petrus Hadi Santoso

Mat 2:13-15
Mat 2:19-23


Dari ayat tersebut ada sesuatu yang tidak biasa. Sesuatu yang khusus yang mau Tuhan sampaikan.
Ayat ke 13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
dan ayat 19 Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: 20"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati."


Mengapa Tuhan tidak menyuruh malaikatnya kepada Maria, padahal sesungguhnya yang menentukan adalah Maria? Maria yang mengandung dan melahirkan Yesus tetapi yang ditemui adalah yusuf. Apa yang menyebabkan Tuhan berbicara kepada Yusuf dan tidak kepada Maria? Herodes mau dibunuh adalah Yesus dalam kandungan Maria tapi kenapa Yusuf yang ditemui malaikat?

Kalau kita berada dalam keluarga yang sudah Tuhan pulihkan. Letak dan posisi kekeluargaan harus kita dibereskan. Walaupun yang paling penting adalah Maria, tetapi Tuhan berbicara kepada Yusuf karena dia adalah kepala keluarga.

Tuhan menghargai etika Yusuf. Ketika Yusuf hendak menceraikan Maria karena Maria mengandung lebih dahulu, tetapi Yusuf mau menerima Maria.

Tuhan lihat etika Maria yang tunduk kepada Yusuf. Dia mau mengikuti apa yang Tuhan sampaikan melalui Yusuf. Dia tidak membantah dan berargumen. Kalau suami atau kepala rumah tangga tidak mengambil keputusan secara tepat maka istri dan anak kena getahnya. Olehnya kita belajar menempatkan diri kita dalam rumah tangga secara tepat.

Sehebat-hebatnya istri, ia harus tunduk kepada suaminya. Sekalipun dia lebih unggul dalam segala hal, tetapi dihadapan Tuhan maupun suami haruslah tunduk. Kalau kita tidak tunduk kepada yang kelihatan apalagi dengan Tuhan yang tidak terlihat. Istri menjadi teman sepadan untuk suaminya.

Posisi suami harus mengasihi istrinya. Yesus adalah suami sedangkan kita adalah mempelai. Dia berani berkorban untuk kita sebagai mempelai-Nya. Apakah kita suami-suami sudah mengasihi dan berkorban buat istri? Yang menjadi titik tolak kebahagiaan adalah suami. Jangan memperbudak istri melainkan kasihilah dan berkorbanlah untuk istri maupun anak. Kalau kita tidak mengasihi dan berani berkorban maka kita akan kehilangan berkat-berkat yang luar biasa.

Sikap orang yang siap menikah adalah kedua belah pihak tidak boleh saling menuntut. Kalau kita saling menuntut, maka hasilnya adalah kekacauan. Calon suami maupun calon istri harus menerima pasangan mereka apa adanya bukan ada apanya. Tidak menuntut ini dan itu. Sebab sekali kita menuntut ujungnya adalah perpecahan.

Firman Tuhan berkata 2 orang berkumpul dan sepakat maka Tuhan datang. Setan tidak suka kalau kita menjadi satu dan sepakat. Olehnya dia terus membuat supaya kita tidak sehati baik dalam keluarga maupun lingkungan. Orang yang tidak beres hatinya maka perpecahan sudah siap untuk diterima. Kasih selalu berkorban. Jangan menuntut. Jangan menyuruh Tuhan supaya jamah isri atau suami kita. Tetapi minta supaya Tuhan jamah diri kita.

Banyak yang tidak melihat Tuhan karena kita sering bertengkar. Mulailah kita sadar dan menempatkan diri kita dalam keluarga. Suami harus mengasihi dan berkorban buat istri dan anak. Istri harus tunduk kepada suami. Anak harus hormat dan patuh kepada orang tua supaya lanjut umurnya. Kalau kita bisa tempatkan diri kita dan Tuhan sebagai pemimpin, maka kita akan melihat Tuhan yang merubah keluarga kita menjadi keluarga yang penuh damai. Orang-orang sekitar akan melihat Yesus ada dalam keluarga kita.

Tidak ada komentar: