“Di sampingnya Barukh bin Zabai memperbaiki
bagian yang berikut, dari Sudut sampai pada pintu masuk rumah imam besar
Elyasib. Di sampingnya Meremot bin Uria bin Hakos memperbaiki bagian
yang berikut, dari pintu masuk rumah Elyasib sampai pada ujung rumah
Elyasib.” ( Nehemia 3 : 20 – 21 )
Nama Elyasib artinya: “GOD will restore”, TUHAN akan memulihkan. Di pintu gerbang illahi ke-8 ini ada hal yang sangat spesifik yang TUHAN ingin sampaikan. Kali ini, yang diperbaiki adalah Rumah Imam Besar Elyasib. Imam Besar mempunyai satu-satunya imam yang diperkenankan masuk ke Ruang Maha Suci yang di dalamnya ada Tabut Perjanjian, dan bertemu dengan TUHAN. Itupun hanya setahun sekali dan tidak boleh diwakilkan. Jadi TUHAN ingin mengatakan bahwa hubungan pribadi kita dengan TUHAN akan dipulihkan. Dengan begitu, kita bisa dengan cepat sekali mengalami TUHAN dalam kehidupan kita, karena kita bisa langsung datang kepada Bapa, dengan sama sekali tanpa hambatan. Sayangnya banyak orang berkata: “Saya berdoa dan tidak merasakan apa-apa. Saya berdoa dan tidak ada hadirat TUHAN. Saya berdoa dan tidak pernah lagi mendengar TUHAN bicara”. Bahkan beberapa orang begitu frustasi dan berkata: “Mungkin para pendeta itu hanya mengarang saja. Sebenarnya ia tidak pernah mendengar TUHAN bicara, buktinya saya tidak pernah mendengar TUHAN bicara”. Harus dimengerti bahwa pengalaman kita bukanlah sesuatu yang lebih hebat dari apa yang Alkitab nyatakan. Pengalaman kita tidak akan pernah bisa mengubah apa yang TUHAN katakan. Pada waktu Rumah Imam Besar Elyasib dipugar, TUHAN tidak sekedar bicara tentang rumahnya, tetapi juga tentang siapa yang menghuninya. Dan disitulah Elyasib, orang satu-satunya di kota itu di antara seluruh Israel dan bahkan di antara seluruh dunia di masa itu, yang bisa masuk Ruang Maha Kudus setahun sekali dan bertemu dengan TUHAN. Setiap kali masuk ke sana dia membawa korban dan memintakan ampun atas dosa bangsa Israel dan begitu keluar lagi, dia memberkati orang-orang Israel. Saya menyatakan demi kasih TUHAN, bahwa TUHAN sedang bekerja dan DIA lakukan dengan sangat, sangat serius. Jika hati kita hari-hari ini tidak sungguh-sungguh mencari TUHAN, maka itu merupakan sebuah kerugian besar. Keadaan boleh menekan seberat apapun, tetapi harus selalu ingat, bahwa kita memiliki Yesus Kristus , Imam Besar Agung, dan Ia berkata: “AKU pulihkan. Supaya setiap saat, apapun yang engkau alami, datanglah kepada-KU dan katakan: Bapa, ya Abba Bapa..” Berserahlah kepada TUHAN dan lepaskan kekuatiranmu, maka kita akan melihat TUHAN. Jika kita menghadapi persoalan, tantangan dan kesulitan apapun hari-hari ini, saya mengajak anda mencari TUHAN dan belajar menyerah kepada TUHAN. Dan kita bisa mulai dari sekarang, tidak perlu menunggu besok, tetapi sekarang ! Berserah kepada TUHAN dan katakan: “TUHAN, jika bukan Engkau, siapa lagi?”
Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: “Kemudian AKU akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal TUHAN, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini,”
( Kisah Para Rasul 15 : 15 – 17 )
Dikatakan bahwa TUHAN akan memulihkan sesuatu dengan sangat luar biasa. Sangat menarik dan ajaib, bahwa dalam hal pertemuan dengan TUHAN, yang dipulihkan bukan Kemah Suci yang dibuat oleh Musa atau Bait Suci yang dibangun oleh Salomo, melainkan Pondok Daud. Mengapa Pondok Daud? Apa bedanya dengan kedua bangunan sebelumnya? Kemah Suci dan Bait Salomo, sketsa bangunannya kurang lebih sama: ada Halaman, ada Ruang Suci, ada Ruang Maha Suci. Musa membangun atas perintah TUHAN sesuai dengan contoh yang dilihatnya di atas gunung, sedangkan Salomo membangun berdasarkan apa yang pernah dibuat oleh Musa. Tetapi ketika Daud membangun tempat untuk Tabut TUHAN, dia tidak membangun seperti Musa atau Salomo. Dia membangun sesuatu yang sederhana. Yang dibangun hanyalah sebuah kemah dengan satu ruangan dan disitulah tempat Tabut TUHAN berada. Di Pondok Daud, jika orang ingin bertemu dengan TUHAN, maka ia cukup membuka satu tirai saja dan langsung bertemu dengan TUHAN. Itulah yang akan TUHAN pulihkan pada jaman ini. Tidak ada waktu yang terbaik, kecuali waktu-waktu merindukan untuk mengalami perjumpaan dengan TUHAN, dan bisa berkata: “TUHAN, ini aku”, sambil membawa segala persoalan datang dan tersungkur menyembah dikaki TUHAN, percayalah ada sesuatu yang ajaib pasti akan terjadi. Di tempat Maha Kudus, semua hening, tidak banyak gejolak, tidak banyak lagi keributan. Diluar orang ribut, malah ramainya luar biasa. Begitu masuk ke halaman, ada penumpahan darah, korban disembelih, binatang berteriak dan orang masih bicara. Memasuki Ruang Kudus orang lebih tenang dan makin sedikit orang yang bicara, hanya beberapa imam melayani disitu. Tetapi begitu memasuki Ruang Maha Kudus, hanya ada satu orang dan TUHAN, tidak ada suara yang lain. Disitu hanya ada hati kita dan hati-NYA. Disitu, hanya ada penyerahan total dan kita hanya bisa berkata: “TUHAN, jadilah kehendakMU”. Tidak ada lagi arogansi dan kesombongan, tidak mungkin kita berdiri dengan kesombongan dan keangkuhan. Yang ada kita merendah, dan tersungkur dibawah kaki-NYA, diam tidak meneriakkan apapun juga dan TUHAN membaca isi hati kita, maka sebuah doa pun naik dihadapan TUHAN. Jika kita bisa hidup seperti itu, kita akan melihat mujizat. Dalam kehidupan yang paling berat sekalipun, belajar tidak beraksi dengan kekuatan dan dengan teriakan manusia. Di saat seperti itu lebih baik tersungkur kepada-NYA dan berkata: “TUHAN, jadilah kehendak-MU”. Justru itulah kekuatan yang luar biasa dan DIA-lah yang akan membalikkan keadaan kita. AMIN
Nama Elyasib artinya: “GOD will restore”, TUHAN akan memulihkan. Di pintu gerbang illahi ke-8 ini ada hal yang sangat spesifik yang TUHAN ingin sampaikan. Kali ini, yang diperbaiki adalah Rumah Imam Besar Elyasib. Imam Besar mempunyai satu-satunya imam yang diperkenankan masuk ke Ruang Maha Suci yang di dalamnya ada Tabut Perjanjian, dan bertemu dengan TUHAN. Itupun hanya setahun sekali dan tidak boleh diwakilkan. Jadi TUHAN ingin mengatakan bahwa hubungan pribadi kita dengan TUHAN akan dipulihkan. Dengan begitu, kita bisa dengan cepat sekali mengalami TUHAN dalam kehidupan kita, karena kita bisa langsung datang kepada Bapa, dengan sama sekali tanpa hambatan. Sayangnya banyak orang berkata: “Saya berdoa dan tidak merasakan apa-apa. Saya berdoa dan tidak ada hadirat TUHAN. Saya berdoa dan tidak pernah lagi mendengar TUHAN bicara”. Bahkan beberapa orang begitu frustasi dan berkata: “Mungkin para pendeta itu hanya mengarang saja. Sebenarnya ia tidak pernah mendengar TUHAN bicara, buktinya saya tidak pernah mendengar TUHAN bicara”. Harus dimengerti bahwa pengalaman kita bukanlah sesuatu yang lebih hebat dari apa yang Alkitab nyatakan. Pengalaman kita tidak akan pernah bisa mengubah apa yang TUHAN katakan. Pada waktu Rumah Imam Besar Elyasib dipugar, TUHAN tidak sekedar bicara tentang rumahnya, tetapi juga tentang siapa yang menghuninya. Dan disitulah Elyasib, orang satu-satunya di kota itu di antara seluruh Israel dan bahkan di antara seluruh dunia di masa itu, yang bisa masuk Ruang Maha Kudus setahun sekali dan bertemu dengan TUHAN. Setiap kali masuk ke sana dia membawa korban dan memintakan ampun atas dosa bangsa Israel dan begitu keluar lagi, dia memberkati orang-orang Israel. Saya menyatakan demi kasih TUHAN, bahwa TUHAN sedang bekerja dan DIA lakukan dengan sangat, sangat serius. Jika hati kita hari-hari ini tidak sungguh-sungguh mencari TUHAN, maka itu merupakan sebuah kerugian besar. Keadaan boleh menekan seberat apapun, tetapi harus selalu ingat, bahwa kita memiliki Yesus Kristus , Imam Besar Agung, dan Ia berkata: “AKU pulihkan. Supaya setiap saat, apapun yang engkau alami, datanglah kepada-KU dan katakan: Bapa, ya Abba Bapa..” Berserahlah kepada TUHAN dan lepaskan kekuatiranmu, maka kita akan melihat TUHAN. Jika kita menghadapi persoalan, tantangan dan kesulitan apapun hari-hari ini, saya mengajak anda mencari TUHAN dan belajar menyerah kepada TUHAN. Dan kita bisa mulai dari sekarang, tidak perlu menunggu besok, tetapi sekarang ! Berserah kepada TUHAN dan katakan: “TUHAN, jika bukan Engkau, siapa lagi?”
Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: “Kemudian AKU akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal TUHAN, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini,”
( Kisah Para Rasul 15 : 15 – 17 )
Dikatakan bahwa TUHAN akan memulihkan sesuatu dengan sangat luar biasa. Sangat menarik dan ajaib, bahwa dalam hal pertemuan dengan TUHAN, yang dipulihkan bukan Kemah Suci yang dibuat oleh Musa atau Bait Suci yang dibangun oleh Salomo, melainkan Pondok Daud. Mengapa Pondok Daud? Apa bedanya dengan kedua bangunan sebelumnya? Kemah Suci dan Bait Salomo, sketsa bangunannya kurang lebih sama: ada Halaman, ada Ruang Suci, ada Ruang Maha Suci. Musa membangun atas perintah TUHAN sesuai dengan contoh yang dilihatnya di atas gunung, sedangkan Salomo membangun berdasarkan apa yang pernah dibuat oleh Musa. Tetapi ketika Daud membangun tempat untuk Tabut TUHAN, dia tidak membangun seperti Musa atau Salomo. Dia membangun sesuatu yang sederhana. Yang dibangun hanyalah sebuah kemah dengan satu ruangan dan disitulah tempat Tabut TUHAN berada. Di Pondok Daud, jika orang ingin bertemu dengan TUHAN, maka ia cukup membuka satu tirai saja dan langsung bertemu dengan TUHAN. Itulah yang akan TUHAN pulihkan pada jaman ini. Tidak ada waktu yang terbaik, kecuali waktu-waktu merindukan untuk mengalami perjumpaan dengan TUHAN, dan bisa berkata: “TUHAN, ini aku”, sambil membawa segala persoalan datang dan tersungkur menyembah dikaki TUHAN, percayalah ada sesuatu yang ajaib pasti akan terjadi. Di tempat Maha Kudus, semua hening, tidak banyak gejolak, tidak banyak lagi keributan. Diluar orang ribut, malah ramainya luar biasa. Begitu masuk ke halaman, ada penumpahan darah, korban disembelih, binatang berteriak dan orang masih bicara. Memasuki Ruang Kudus orang lebih tenang dan makin sedikit orang yang bicara, hanya beberapa imam melayani disitu. Tetapi begitu memasuki Ruang Maha Kudus, hanya ada satu orang dan TUHAN, tidak ada suara yang lain. Disitu hanya ada hati kita dan hati-NYA. Disitu, hanya ada penyerahan total dan kita hanya bisa berkata: “TUHAN, jadilah kehendakMU”. Tidak ada lagi arogansi dan kesombongan, tidak mungkin kita berdiri dengan kesombongan dan keangkuhan. Yang ada kita merendah, dan tersungkur dibawah kaki-NYA, diam tidak meneriakkan apapun juga dan TUHAN membaca isi hati kita, maka sebuah doa pun naik dihadapan TUHAN. Jika kita bisa hidup seperti itu, kita akan melihat mujizat. Dalam kehidupan yang paling berat sekalipun, belajar tidak beraksi dengan kekuatan dan dengan teriakan manusia. Di saat seperti itu lebih baik tersungkur kepada-NYA dan berkata: “TUHAN, jadilah kehendak-MU”. Justru itulah kekuatan yang luar biasa dan DIA-lah yang akan membalikkan keadaan kita. AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar