“Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai
danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni DIA hendak mendengarkan
firman TUHAN. IA melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya
telah turun dan sedang membasuh jalanya. IA naik ke dalam salah satu
perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan
perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu IA duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu” ( Lukas 5 : 1 – 3 )
Ikan dari danau Tiberias (mungkin juga dari Laut Tengah) dibawa ke
dalam kota melalui Gerbang ini, atau dijual situ. Kemungkian orang
Tiruslah yang berjualan di pasar ikan di dekatnya (Nehemia 13 : 16).
Kita semua mengerti bahwa ikan melambangkan jiwa-jiwa baru. Pada abad
pertama, ketika orang Kristen di aniaya, mereka menciptakan lambang
ikan ini. Ikan dalam bahasa Yunani adalah ikhthus. Dan huruf-huruf
i-kh-th-u-s dapat menjadi akrostik dari Iesus Khristos Theos Uios Soter =
Yesus, Kristus, Tuhan, Putra, Juruselamat. Jika mereka bertemu dengan
orang asing maka mereka akan membuat gambar ikan didepan orang asing itu
dan jika dia membuat gambar yang sama, maka mereka mengerti bahwa ini
adalah sesama orang Kristen.
Ada satu prinsip yang diabaikan oleh banyak
orang Kristen ketika membaca Lukas 5 : 1 – 11, yaitu bagaimana kita
mengenali hati TUHAN untuk bisa mendapatkan jiwa-jiwa seperti yang TUHAN
kehendaki. Dalam kisah ini ada beberapa kelompok, kelompok pertama
adalah kelompok yang siap dan mau mendengarkan firman TUHAN. Inilah
kelompok yang memang berkumpul untuk mendengarkan firman TUHAN, yang
ingin mendengar TUHAN berkhotbah. Kelompok kedua adalah Simon Petrus dan
teman-temannya. Mereka tidak termasuk kelompok pertama yang mau
mendengarkan firman TUHAN, tidak ! Kelompok kedua ini berdekatan dengan
kelompok pertama tetapi mereka tidak peduli. Kelompok kedua ini baru
mengalami kegagalan menjala ikan dan sedang membasuh jalanya. Saya
memberi nama kelompok yang kedua yaitu kelompok yang membutuhkan Yesus
tetapi tidak sadar bahwa mereka membutuhkan Yesus. Nantinya ketika TUHAN
menghampiri mereka, dan mukjizat terjadi, mereka tersungkur, mereka
mengaku bahwa mereka orang-orang berdosa, padahal tadinya mereka tidak
sadar bahwa mereka membutuhkan Yesus. Demikianlah Pintu Gerbang Ikan ini
adalah prinsip untuk menjangkau banyak jiwa, yang sebenarnya sederhana
sekali, yakni fokus kita tidak pertama-tama kepada yang berkata “Aku mau
mendengarkan firman TUHAN”, tetapi kepada mereka yang tidak sadar bahwa
mereka memerlukan firman TUHAN. Dan Alkitab pun menceritakan bahwa
TUHAN meninggalkan kelompok pertama itu dan mendatangi kelompok Simon
Petrus dan kemudian naik ke perahunya. Hari-hari ini, saya melihat Pintu
Gerbang Ikan sudah terbuka, sebab DIA ingin tidak ada satupun orang
binasa, DIA ingin mereka semua masuk ke dalam Kerajaan Surga. Pintu
Gerbang Ikan sudah TUHAN buka, DIA ingin apa yang DIA percayakan kita
kerjakan dengan segenap hati. Tidak ada tujuan lain kecuali ingin
berkata: “Biarkan semua orang disentuh hidupnya, diberkati, diubah, dan
dibuat menjadi baru”. Maka kota-kota saudara akan diberkati TUHAN, akan
menjadi kotanya TUHAN, dan akan menjadi kota yang penuh dengan damai.
AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar