Setiap kita ingin menjadi seperti
Yusuf dimana kita menjadi orang yang berhasil. Siapkah kita melewati sebuah
proses untuk mencapai hal yang besar? Kunci Yusuf menjadi besar adalah proses
memberi yang terbaik. Hari itu Potifar membeli budak, dalam pikiran Potifar
adalah untuk supaya Yusuf mengatur rumahnya. Yang membedakan adalah Yusuf
mengerjakan yang lebih baik daripada budak yang lain. Potifar mengamati semua
budak termasuk Yusuf. Ternyata dari semua budak yang ada, didapati Yusuf
mengerjakan lebih. Mari punyailah mental untuk mengerjakan yang lebih baik
daripada yang lain, sampai Tuhan berkata: “engkau mengerjakan lebih daripada
yang lain.” Kalau sama dengan orang lain maka tidak ada keistimewaannya. Tapi
kalau kita berbeda maka mata Tuhan memandang kita dan Tuhan beri upah kepada
kita.
Sementara yang lain menyembah patung buatan
Raja Nebokatnezar, tapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego berbeda. Merrka tidak mau
menyembah patung buatan raja. Mata Tuhan tertuju kepada ketika orang tersebut
yang mengambil keputusan untuk tidak menyembah kepada patung. Daniel lebih taat
kepada perintah Tuhan daripada perintah raja dengan tidak makan
makanan/santapan raja. Kalau hidup kita mau diubah Tuhan, buat Tuhan tertarik
kepada kita. Yusuf dipercaya untuk memegang segala harta milik Potifar. Ketika
hatimu biasa saja ya terjadilah tapi kalau iman kita besar maka kita
dipercayakan lebih. Punyailah sikap berbeda dengan dunia yaitu sikap untuk yang
lebih baik.
Setiap apa yang kita kerjakan akan
menguntungkan hidup kita. Kalau kita mengerjakan yang lebih baik maka hal itu
bukan untuk orang lain tapi untuk diri kita sendiri. Dalam pelayanan ataupun
yang lainnya mari lakukan lebih dan lakukan yang terbaik. Kalau kita tidak
singguh-sungguh maka jatah kita bisa diambil oleh orang lain.
Kejadian 24:10-22
Hari itu Eliezer disuruh Abraham untuk
mencari jodoh untuk anaknya yaitu Ishak. Eliezer berdoa supaya mendapatkan
jodoh yang tepat untuk Ishak. Banyak gadis yang berdatangan ubtuk menimba air.
Ketika Eliezer sedang mengerundel, ada seorang wanita bernama Ribkah datang dan
Eliezer minta nimum kepada Ribkah. Ribkah tidak hanya member minum kepada
Eliezer saja tetapi juga unta-untanya. Untuk memberi minum unta juga berat
karena seekor unta bisa minum 75-100 liter. Kalau 10 ekor unta bisa mencapai
750-1000 liter dan itu pun Ribkah harus pergi dan menimba. Banyak gadis yang
datang dan mengambil air. Tapi Eliezer menunggu supaya ada orang yang member dia
dan unta-untanya minum. Hari itu Ribkah memberi lebih. Dia tidak kenal Eliezer,
mungkin Eliezer hanya seorang musafir tapi Ribkah memberikan lebih. Eliezer
hanya minta minum untuk dirinya sendiri tapi Ribkah memberi lebih bahkan untuk
kesepuluh untanya. Tuhan perhatikan semuanya itu, dikasihlah anting-anting dan
gelang kepada Ribkah. Anting-anting ditukar dengan air. Setiap kita pasti mau
diberi anting-anting emas, tapi maukah kita juga memberikan pelayanan menimba
air? Semua barang yang dibawa daripada Eliezer diberikan kepada Ribkah dan
keluarganya. Apa yang Ribkah kerjakan, Tuhan lihat dan menaruh perhatian. Semua
kekayaan Abraham turun kepada Ishak kemudian disalurkan kepada Ribkah. Siapa
yang mau memberi lebih kepada Tuhan, melalui pelayanan, pekerjaan dll,semuanya
Tuhan akan turunkan kepada kita.
Musuh kita supaya bisa memberi lebih
adalah rasa lelah/capek. Terkadang dalam pelayanan, kita merasakan lelah.
Begitu juga yang dialami Ribkah selama 2 jam menimba air. Ayo tanggulangi rasa
lelah kita. Saat kita lelah mari kerjakan sungguh-sungguh, paksa diri kita
untuk bekerja bagi Tuhan sampai diberikan apa yang Tuhan hendak beri. Jangan takut
lelah, Tuhan mengupah hidup kita.
Matius 5:38-48
Hukum taurat berkata kalau gigi kita
dipukul sampai rontok maka harus dibalas. Tapi Tuhan Yesus mengajar berbeda yaitu
supaya membalas dengan kebaikan. Mengikut Tuhan itu tidak gampang, berikan
kepada orang lain kebaikan lebih. Pada jaman orang Israel dijajah Romawi,
ketika orang Yahudi diperintah oleh orang Roma maka apapun perintahnya harus
menurut. Contoh ketika orang Roma pergi ke pasar dan membeli barang berat,
ketika orang Roma tersebut bertemu dengan orang Yahudi, maka orang Yahudi akan
dipaksa membawa barang beliannya dan harus menempuh jarak misalkan 1 mil atau
1,5 km. ketika sudah berjalan satu mil maka hukumnya berhenti. Tetapi perintah
Yesus berbeda yaitu berjalanlah 2 mil. Satu mil pertama adalah pengendalian
orang Roma, tetapi satu mil berikutnya adalah hak orang Yahudi. Kalau kita
mengerjakan sesuatu kerjakan sungguh-sungguh maka pada waktunya kita sendiri
yang akan mengendalikan situasi. Dari orang yang dikendalikan menjadi orang
yang mengendalikan. Yang sulit dikerjakan bersama Tuhan akan menjadi mudah
tetapi yang mudah dikerjakan tanpa Tuhan akan menjadi sulit.
Seorang pramuniaga bekerja di sebuah
toserba. Ada seorang ibu yang mengunjungi toserba tersebut. Semua pegawai sudah
mencurigai ibu tersebut hanya untuk lihat-lihat saja, tidak akan beli karena
penampilannya yang tidak mencerminkan seorang yang hendak membeli barang. Dan
ternyata benar perempuan itu hanya melihat-lihat saja, maka semua pramuniaga
pergi meninggalkan ibu tersebut. Ibu tersebut melihat-lihat semua barang yang
ada di setiap konter di toserba tersebut. Tibalah ibu tua ini pada konter
pramuniaga yang berbeda. Ditawarkan bantuan oleh pramuniaga tersebut kepada
sang ibu. Ketika diketahui bahwa ibu tersebut hanya menunggu temannya, si
pramuniaga tidak meninggalkan ibu tersebut
seorang diri melainkan dia beri service yang
lebih dengan mengambilkan kursi supaya sang ibu bisa lebih nyaman menunggu
temannya. Beberapa menit kemudian temannya datang. ketika hendak pergi dati toserba
tersebut, si ibu tua tadi meminta nomor telp dan nama si pramuniaga tersebut.
Beberapa bulan kemudian ada telp dari Belanda masuk ke toserba tersebut.
Dipesanlah furniture dan penelpon hanya mau dilayani oleh wanita pramuniaga tersebut
baik pengantaran furniture dll. Akhir cerita pramuniaga tersebut menjadi kaya
bahkan memiliki saham 50% dari toserba tersebut. Modalnya hanya memberi
pelayanan walaupun hanya memberi kursi. Tuan kita Yesus Kristus sedang mengamat-amati
diri kita.
Mari kerjakan lebih dari apa yang kita
harapkan baik dalam pelayanan, pekerjaan dll. Tuhan yang memberi lebih. Suami
istri kerjakan tugas dan tanggung jawabnya lebih maka keluarga akan diubahkan
luar biasa. Minta kekuatan dalam iman kita, serahkan kepada Tuhan. Lakukan yang
lebih baik lagi maka tiba-tiba upah itu turun. Tuhan sedang memandang kita,
yakinlah Tuhan memberi kemenangan kepada kita.
Minggu, 17 Agustus 2014
Bp. Victor Purnomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar