Senin, 16 Desember 2013

SHRK Hari ke-3

Rabu, 11 Des 2013
Jurnalis: Jhonne

Ev. Iin Tjipto Wenas

2 Samuel 23:14,15
Daud mengalami kondisi letih menghadapi perang terhadap bangsa Filistin, dan juga dari seorang yang dia panggil bapa. Sama halnya dengan kita, setiap kita dalam pelayanan juga sering terluka.

Dan kemudian Daud menginginkan air yang di perigi Bethlehem. Sejujurnya dalam pelayanan, semua orang pernah merasa capek. Karena terus menghadapi peperangan, baik dari pihak musuh bahkan dari saudara sendiri. Terkadang kepercayaan itu bisa hilang. Sehingga 70% pelayanan kita menjadi rutinitas dan 30% tepat seperti yang Tuhan mau. 50% karena terpaksa 50% karena cinta.

Seperti itulah yang dirasakan Daud dimana dia mengalami ketelihan, dan teringat kepada perigi yang di Bethlehem tempat menggembalakan, tempat memulai tanggung jawab, penuh sukacita dan keintiman, tempat berlatih dan tanpa politik.

Daud juga menangis dengan berkata jangan sampai setelah saya menjadi panglima perang, menjadi raja dan punya kekayaan, saya kehilangan passion. Karena itulah Daud berkata, saya menginginkan air dari perigi di Yerusalem yang penuh kemurnian, tanpa intrik dan politik.

Dimana para penulis-penulis buku yang hebat dulu? Dimana Tommy Tenney yang menulis buku berburu Tuhan? Yang ketika diwawancara TV hanya bicara 2 kata, dia menangis dan semua kru TV juga menangis, bahkan yang nonton TV juga menangis 1 jam.

Dimana Ron Kennely?
Dimana para penginjil yang hebat?
Dimana para penyanyi yang selalu membuat merinding?
Mereka ada, tapi sudah tidak seperti dulu.

Karena itu minta sama Tuhan untuk menjadikan kita saluran yang penuh air kehidupan, jangan jadi saluran kosong. Mari flash back hidup kita, dan kembali menjerit mencari Tuhan seperti Daud. Menginginkan Tuhan. Sehingga Daud disebut yang mengenal hati Tuhan dan mengahiri sampai akhir dengan kuat. Ingat bagaimana dulu pertama selalu mencari Tuhan dan bercerita tentang banyak hal tanpa merasa terpaksa dan melakukannya dengan sukacita. Setiap hal special yang kita buat, Tuhan tulis dalam sebuah buku. Bila kita lakukan hanya karena tugas, maka di buku itu tertulis hanya melakukan karena tugas.

Ay.16
Ketiga Pahlawan Daud menerobos perkemahan Filistin dan mengambil air di perigi Bethlehem. Tuhan membutuhkan pahlawan yang berani menerobos kemalasan, kebekuan, ketakutan. Kemudian saat air itu ada di hadapan Daud, dia tahu air itu bukan untuk diminum, tapi dipersembahkan. Karena itu bukan mengenai Daud, tapi Tuhan. Itu soal cinta seberapa kita bisa mendengar dan menerobos dengan berkata: seberapa kita bisa mempersembahkan yang segar. Kalau kita bisa membuat nyawa kita tidak berarti, tapi kehendak Tuhan lebih berarti. Bila kita menerobos kemustahilan, dan membuat keinginan Tuhan segalanya, itulah air.

Dengan tindakan Triwira Daud, sesuatu terjadi dalam Daud. Daud kembali kepada ketulusan hati. Setelah kejadian itu, Daud mengalami ziglag dimana orang yg paling dia cintai sekalipun hendak melempari Daud dengan batu. Saat itulah Daud tidak memilih mengangkat pedang seperti Saul, atau sakit hati, atau marah. Tapi berlutut mencari Tuhan, merendahkan diri.

Disaat Daud membawa tabut dan semua orang bersorak-sorai Daud ada disana mempersembahkan korban. Daud memilih turun bukan hanya diantara para pejabat, diantara para imam atau para tentara. Tetapi yang paling hina yaitu dayang-dayang. Daud memilih meninggalkan semua tahta dan kehormatan dan memilih menari bersama dayang-dayang yang tidak dihormati, dan menari begitu rupa sampai baju dalamnya kelihatan. Daud mengerti bahwa banyak orang akan menganggap itu memalukan, sampai Mikhal istrinya menghina dia.

Sampai akhirnya Daud mau kembali kepada yang murni, tanpa intrik dan politik.
Daud memilih yang murni. Kembali kepada Cinta yang murni, api yang murni.

Ayo keluar dari kebiasaan yang lama, kembali ke air yang murni.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pdt. Petrus Agung Purnomo

Tidak pernah mudah mendapatkan air di sumur Bethlehem itu. Triwira itu perlu mempertaruhkan nyawanya. Orang majus untuk mempersembahkan emas, mur dan kemenyan juga tidak mudah. Tuhan mau tubuh, jiwa dan roh kita kembali kepada Tuhan. karena tidak ada yang kebetulan.

Tinggalkan rutinitas, dan lakukan seperti yang Tuhan mau.

Tidak ada komentar: