Selasa, 10 September 2013

Kerinduan Hati Tuhan

Mgg, 1 Sep 2013
Ev. Mikhael Iin Tjipto Wenas


Maleakhi 3:1-5
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN. Maka persembahan Yehuda dan Yerusalem akan menyenangkan hati TUHAN seperti pada hari-hari dahulu kala dan seperti tahun-tahun yang sudah-sudah. Aku akan mendekati kamu untuk menghakimi dan akan segera menjadi saksi terhadap tukang-tukang sihir, orang-orang berzinah dan orang-orang yang bersumpah dusta dan terhadap orang-orang yang menindas orang upahan, janda dan anak piatu, dan yang mendesak ke samping orang asing, dengan tidak takut kepada-Ku, firman TUHAN semesta alam.

Beberapa orang bertanya apa yang Tuhan mau hari-hari ini? Mengapa Tuhan suruh pergi ke bangsa-bangsa?

Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!...
Ada sebuah kesempatan yang Tuhan tawarkan kepada kita. Apakah kita diutus seperti Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Tuhan untuk datang? Ketika ibu Iin sedang berdoa, dia melihat ada sebuah bola dunia yang besar diatasnya ada sebuah mahkota. Dari mahkota tersebut turun selendang terpencar ke 8 arah mata angin. Tuhan berkata tutup semua dengan karpet merah. Sebelum bangsa-bangsa selesai dikerjakan, Tuhan menunda datang untuk ke-2 kali. Yesus berkata kepada Yohanes Pembaptis bahwa Yohanes Pembaptis adalah orang besar, orang yang mempersiapkan jalan. Orang yang dihormati dan besar dihadapan Bapa di surga. Betapa luar biasa kesempatan yang Tuhan berikan untuk mempersiapkan karpet merah.

IO mempersiapkan untuk tamu-tamu dunia saja dihargai dibayar minimal 20jt sekali event. Menjadi IO di surga dikembalikan 100 kali lipat. Tuhan akan bayar lebih besar dan dia bayar tidak sekali melainkan terus menerus. Menjadi IO dunia itu boleh saja tapi kita harus tahu bahwa panggilan kita bukan dunia tapi IO kerajaan surga. Panggilan itu dibuka untuk setiap kita.

Setiap dari kita ketika mau mengelar karpet merah di suatu negara, maka Negara tersebut harus kita serang melalui udara dulu. Dibom dihabisi, setelah lumpuh tentara masuk menduduki negeri itu. Setiap kita punya senjata ajaib yaitu tindakan profetik. Tanya Tuhan apa yang harus dikerjakan. Doa puasa serang di udara. Doa puasa. Ditumpangan tangan, tumenin, patok, tusuk-tusuk.Yang pergi dan tidak pergi upahnya sama.

Seorang anak kecil punya hati untuk bangsa-bangsa. Dia mulai mengumpulkan dana, dia berkata: "siapapun yang pergi ak akan ikut ambil bagian." Dalam hatinya dia tidak ingin pergi ke bangsa-bangsa, tapi dia punya hati. Seorang tante umur 70 tahun disuruh pergi ke bangsa-bangsa oleh anaknya tapi harus ada yang menemani pergi. Anaknya menyediakan 2 tiket. Anaknya berkata terserah mama mau pilih pergi dengan siapa. Ketika berdoa, Tuhan suruh mengajak anak yang punya hati buat bangsa-bangsa tadi. Tante berkata semua komplit, kalau kamu tidak pergi maka aku juga tidak mau pergi. Anak tersebut menangis, Tuhan lebih rindu daripada apa yang kita rindukan. Apa yang kita doakan sungguh-sungguh Tuhan hargai.

Tugas bangsa-bangsa adalah sebuah kehormatan. Pada waktu generasi itu melakukan tugasnya. Pada saat kita sibuk gelar dengan mendadak Tuhan Yesus datang untuk ke-2 kali. Kita diundang di pesta-Nya. Kita tidak tahu kapan hari dan waktu-Nya. Kita mau supaya kita didapati siap sedia. Kita selesaikan tugas.

Ketika 6HT kumpul dan diundi, Bu Iin dapat Asia. 3 bulan yang lalu selesai. Dia sapu bersih Asia. Bu Iin tidak mau ada 1 negarapun yang bolong sehingga Tuhan berkata kenapa bolong-bolong? Beban Asia disapu bersih. Sehingga ketika Tuhan datang didapati bersih. Ini sebuah kehormatan. Iman kita harus nyala. Tidak peduli upah kita dibumi atau disurga yang penting menyukakan Tuhan. Belajar dari Iman Kalep, Yonatan dll. Tuhan tawarkan sesuatu dalam hidup kita.

Ada orang-orang yang tidak tahu nilainya. Tapi ada orang-orang yang antusias. Seorang penari Mahanaim 14 tahun mendapat undian Yordan. Dia mulai pemetaan. Dengan tangisan, dia datang ke Bu Iin. Dia anak laki pertama tapi kehilangan hak sulung. Dia orang yang malas, tidak dipercaya, hampir tidak naik kelas. Adiknya yang selalu dipuji-puji. Setiap adiknya pulang sekolah, justru dia yang aktif tanya ke teman kakaknya: kakaknya ada PR apa, halaman berapa, besok ulangan apa? Yordan seperti Esau kehilangan hak kesulungan. Anak tersebut kecanduan game dll. Dia datang ke Bu Iin sambil berkata beri aku kesempatan perang pembalikan keadaan supaya mendapati hak kesulungan kembali. Dia mulai kerjakan hal-hal yang sulit. Dia tawarkan/jual CD, MP3. Dia juga menawarkan jasa download. Dibayar berapa saja terserah. Terkumpul dana 1jt, dia berikan kepada orang yang mau pergi ke Yordan. Dia mau membalikkan keadaan hak kesulungan. Tuhan melihat ketulusan hatinya. Tuhan berkata kepada seseorang untuk memberi 250usd untuk membiayai dia pergi ke Yordan. Tuhan lihat kerinduan kita walaupun iman kita mungkin tidak cukup.

...Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam...
Bu Iin dapat penglihatan ada malaikat perjanjian. Sayapnya semua permata tapi berwarna pelangi. Dia Bawa pedang jenis kaca. Setiap diayunkan ada pelangi. Ketika Bu Iin tanya siapa, dia jawab aku malaikat perjanjian. Ak yang kawal sampai ke tanah perjanjian, aku yang kawal sampai duduk ditahta , aku yang kawal Yusuf sampai jadi raja. Aku datang untuk mengawal kamu. Aku datang dan tidak ada yang membatasi. Tuhan suruh buka di Maleakhi, Bu Iin nangis karena Malaikat Perjanjian itu memang ada.

Lakukan sebisa mungkin. Tuhan mau kita memberi lebih. Mungkin menabur 100rb, doa semalam suntuk, doa puasa, sebentar lagi malaikat itu datang. Kalau malaikat datang semua penghalang disingkirkan, semua kuatir dibelah. Malaikat perjanjian mengenapi kehendak Tuhan dan memberi apa yang kita mau.

Ayat 2
Semua mengelar karpet merah. Semua ketulusan untuk datang ke2 kali. Ada standart untuk kedatangan Tuhan. Orang harus lewati api dan sabun. Kita tidak suka kalau kena api tapi Dia datang sebagai api. Api passion, api gelora cinta. Tuhan datang sebagai sabun. Kita akan digosok sampai wangi. Anak Bu Iin punya marmut. Marmutnya bau sekali. Disabunin, shampoo. Hairdryer. Mengapa tidak bisa wangi terus padahal lucu. Tuhan berkata: "Mau tidak gerejamu seperti itu." Lucu tapi bau. Bau perjinahan, kesombongan, cinta uang, cinta dunia. Lucu bisa nyanyi, menari dll. Marmut tidak bisa masuk rumah karena terlalu bau. Harus dicuci dulu baru bisa masuk. Kalau kita mau ada dihadirat Tuhan, maka tidak boleh bau. Bau kemalasan, iri, dendam, perjinahan. Jangan sampai Tuhan mau datang tapi didapati kita masih bau. Satu marmul ketika lewat baunya langsung menusuk hidung padahal Bu Iin punya 3 ekor marmut. Satu orang bau bisa menular. Kita 1 keluarga banyak yang bau kesombongan dan sakit hati. Hari ini minta Tuhan bersihkan kita. Ketika kita wangi maka Dia dekat dengan kita.

Ayat 3
Hari-hari terakhir yang Tuhan cari adalah korban yang benar seperti ayat4 persembahan Yehuda dan Yerusalem menyukakan Tuhan. Lirik lagu Pasukan rajawali pada awalnya ditulis kerinduan kami adalah berkorban. Tuhan suruh ganti menjadi perkenanan-Mu. Berkorban bukan sesuatu yang menyakitkan, meletihkan, beban tapi kerinduan. Bu Iin ketika masih muda dan kuliah. Ada seorang teman yang siap jemput. Pulang malam dijemput. Selesai jemput temanin ngerjain ini itu, tidak tidur. Walaupun dia bukan arsitek tapi dia terus temanin Bu Iin. Ketika ditanya mengapa mau berkorban. Dia jawab Ini bukan korban lagi tapi suka dekat sama bu Iin. Korban tidak meletihkan. Ini bukan korban lagi melainkan kesukaan.

Cinta kita sejati atau sudah pudar? Ada seorang anak bertobat dan bertemu Yesus. Ibadah di Mahanaim dimulai jam5 pagi tetapi jam 10 malam sudah ada di tempat. Dia tiup shofar ke empat arah padahal tidak ada 1 orang pun yang suruh. Tapi hari-hari ini dia sering telat. Kita mudah sekali berubah. Cek apakah iman hati kita masih seperti mula-mula. Awal-awal orang bertobat bisa berkorban besar, tabur ini itu tapi sering kita gampang berubah.

Hari-hari ini mau tidak kita berkorban dan menyukakan hati Tuhan. Apa yang kita miliki kita berikan kepada Tuhan. Berkorban bukan suatu beban melainkan suatu kehormatan dan kerinduan.

Tidak ada komentar: