Pdt. Petrus Hadi Santoso
Roma 12:1-2
Roma 12:1-2
Judul dari perikup ini adalah "persembahan yang benar"
Kalau ada persembahan yang benar berarti ada pula persembahan yang tidak benar. Akhir-akhir ini orang kristen banyak kecewa karena Tuhan seolah-olah tidak menepati janji-Nya.
yang
belum mendapat pekerjaan, ini waktunya minta. Siapa belum mendapat
rumah baru, ini waktunya minta. Siapa belum mendapat pasangan baru,
mobil baru, anak, dll, ini waktunya minta. Enam bulan ini adalah waktu
perkenanan Tuhan yang sedang dinyatakan bagi gereja-Nya.Waktu acara di HS, 6 hamba Tuhan mendapat rhema. Siapa y
Sepasang suami istri telah menikah selama 17 tahun tapi belum dikaruniai
seorang anak. Mereka datang kepada seorang dokter terkenal. Akan tetapi
justrus sang dokter berkata: "Sekalipun kamu pergi ke rumah sakit
terkenal di Hongkong atau Jerman atau rumah sakit terkenalpun, kamu
tidak akan mendapatkan keturunan." Pasangan ini terus berdoa, dan Tuhan
kabulkan permintaan mereka. Sejak doa saat itu, sang istri tidak
mengalami datang bulan. Suami membawa istrinya ke laboratorium terkenal
untuk memastikan bahwa istrinya mengandung. Ternyata hasil laboratorium
menyatakan bahwa sang istri positif hamil. Mereka kembali kepada sang
dokter untuk memberitahukan semuanya. Tindakan sang dokter hanya
geleng-gelang kepala, tidak percaya bahwa wanita itu hamil.
Eman bulan ini adalah masa perkenanan. Sekarang tinggal 2 bulan lagi.
Tuhan sanggup balikkan keadaan tetapi tergantung respon kita.
Selalu dari pihak Tuhan yang menyodorkan/memberi kemurahan. Terdapat
suatu kalimat: "Aku menasihatkan kamu." Keputusan bukan dari pihak Tuhan
(yang menasihati) melainkan keputusan ada ditangan setiap kita (yang
dinasihati). Tuhan beri hak "free will". Kita mau terima atau tidak itu
hak dan keputusan kita sendiri, Tuhan sudah sodorkan.
"...itu adalah ibadahmu yang sejati."
Kalau ada ibadah yang sejati maka ada ibadah yang tidak sejati. Persembahkan tubuhmu yang kudus dan berkenan. Ketika kita mau
menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, maka Tuhan yang menjamin hidup dan
kehidupan kita. Kalau Iblis mencoba mengendalikan diri kita, kita
berkata: "aku milik Tuhan, kalau engkau mengingini aku, hadapi Tuhanku."
Iblis akan kalang kabutmendengar itu semua.
Menjadi serupa saja tidak boleh apalagi menjadi sama dengan dunia ini.
Mau mendapat mijizat jangan memakai pikiran sendiri. Orang-orang dunia
mereka berfikir menggunakan pikiran manusia tetapi mujizat Tuhan didapat
ketika kita mengandalkan Tuhan. Ketika kita mancari kerajaan dan
kebenaran-Nya (Mat 6:33)
"...Tetapi perbaharui budimu..."
Kalau tidak diperbaharui maka mujizatpun sulit kita rasakan. Kantong yang lama harus dibuang dan digantikan kantong yang baru
"...yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Kualitas iman tergantung pada diri kita. Tuhan sudah sodorkan, sudah
sediakan. Tetapi pilihan tetap berada di tangan kita. Setiap orang punya
respon yang berbeda.
Seperti sebuah sasaran untuk latihan
memanah. Sebuah benda berbentuk bulat dengan lingkaran-lingkaran di
dalamnya. Lingkaran besar (paling luar), lingkaran tengah (ukuran
sedang) dan lingkaran kecil (inti). Semakin tengah sebuah anak panah
tertancap, maka semakin besar pula nilainya. Demikian pula dengan value
daripada iman kita. Semakin kita intim dengan Tuhan, maka semakin besar
value iman kita di hadapan Tuhan.
Kalau kita mau yang terbaik dari
Tuhan, lakukan yang terbaik pula buat Tuhan. Suatu nilai yang Tuhan mau
adalah kita tidak hanya sebatas baik saja, tapi berkenan bahkan
sempurna.
Tuhan mau supaya kita next level. Janji Tuhan ya dan
amin, tapi kita mau tidak untuk bayar harga. Membaca alkitab, menyembah
Tuhan, doa perang dll. Tuhan mau "value". Belajar merelakan dibentuk dan
diubah. Supaya Tuhan dapati kita naik naik dan tidak akan pernah turun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar