Minggu Pagi, 26 Jan 2014
Bp. Kus Jogja
Yesaya 54:2-3
Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu,
janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan
pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke
kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa,
dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.
Kita harus mempersiapkan
diri kita tahun 2014 akan ada sesuatu yang besar. Apa yang dimaksut
melapangkan tempat kemah? Artinya kita harus mempersiapkan wadah yang
besar. Penampilan boleh sederhana tapi soal wadah harus yang besar.
Orang yang madahnya segitu-gitu saja walaupun dibolak balik,
digeser-geser ya seperti itu. Orang yang seperti itu tidak ada potensi
untuk dikembangkan. Kita seharusnya mengembangkan sejauh yang kita bisa.
Pengembangan berbicara kapasitas jiwa kita. Kalau kita hanya
mempertanyakan terus nanti ujungnya adalah penolakan. Mungkin
diperusahaan pengembangan tidak bisa melampaui limit tapi dalam Tuhan
terobos setiap limit.
Tempat kemah berbicara soal jiwa. Goliat
adalah orang besar tapi jiwanya rapuh. Jiwanya terlalu kecil untuk
mengatasi masalah, problem, dan tantangan. Serangan sewaktu-waktu datang
dan orang ini tidak mampu mengatasi sehingga kalah. Berbeda dengan
Daud. Daud memiliki jiwa yang besar walaupun tubuhnya kecil.
Hari ini Tuhan berikan kemampuan untuk mengelola jiwa. Kemampuan untuk
jiwa bisa mengatasi masalah. Roh kita bisa menekan kuat tapi kalau jiwa
kita tidak bisa dikelola maka setan akan masuk bahkan dia bisa mengajak
7x setan yang lebih jahat.
2 Korintus 6:4-10
Mau tidak kita
disakiti? Jawabannya pasti tidak mau, tetapi kenyataannya kita
tersakiti. Disakiti bukan masalah mau tidaknya melainkan bagaimana jiwa
ini mengatasi masalah tersakiti tersebut. Kalau kita tidak berhasil
mengatasi masalah maka kita akan masuk ke dalam penjara kehidupan bahkan
penjara hidup. Kita tidak bisa menolak sms dari orang yang mau menagih
hutang. Aku tolak dalam Nama Yesus!! Kita tidak bisa menolah supaya sms
itu tidak masuk HP kita melainkan berfikir bagaimana mengatasi masalah
hutang. Ini masalah terletak di jiwa kita. Biar roh yang ada dalam diri
kita yang menyembah teriak minta kemampuan. Selalu jaga kemurnian hati.
Ketika terjadi pertengkaran keluarga lekas berhenti, bahasa roh dan
kebas-kebas.
Seberapa wadah yang kita maun yang terpenting
jangan bocor. Tembok berbicara juga wadah kita jangan sampai berlubang.
Wadah kita harus besar, lengkap dan tersedia. Tidak ada kotoran yang
menempel. Wadah kita harus bersih. Kita akan diberi senjata keadilan.
Kita tidak usah membela, biar roh Tuhan yang membela kita. Setiap hari
kita menyembah, itu yang akan membuat musuh tidak akan menyentuh kita.
Hari kamis yang lalu, kita buat arak-arakan untuk mengenapkan firman
membersihkan kota.
Ayat 8
Kita maunya dihormati. Sering
kita sombong kalau sampai nama kita tidak tercantum/tertulis ... maka
kita merasa kesal seolah-olah itu menghina kita. Bagaimana respon kita
seandainya kita sampai dihina didepan orang? Tidak datang kegereja atau
bagaimana? Ini tantangan untuk mempersiapkan wadah yang besar. Tuhan
menjaga hati kita, justru seharusnya kita berterima kasih. Yang malu
bukan kita tetapi dia yang menghina kita (kalau posisi kita benar bukan
sombong). Kita tidak ada hak untuk sombong dan sakit hati. Jiwa kita
mungkin merasa sakit tubuh kita menangis tetapi kalau roh berkata
lakukan maka sesungguhnya itulah wadah yang besar. Kalau tidak dipress
seperti itu maka kita akan menjadi orang yang somsek (sombong sekali).
Kita memang tidak mampu tapi Tuhan yang memberi kemampuan.
Tidak ada orang dewasa yang tanpa ujian. Dimaki-maki atau dikritik
justru jadi pelajaran. Seandainya dipuji terus menerus takutnya jatuh
dalam kesombongan. Mungkin kita tidak punya jabatan tapi Tuhan beri
kepercayaan. Kekuatan kita bisa dilihat dari baca firman kuat tidak,
nyembah Tuhan kuat tidak, doa kuat tidak, deklarasi kuat tidak. Ayat 9.
Kita tidak akan mati sekalipun dipukul. Sekalipun kita baru
dimarah-marahin selesai ibadah tapi besoknya kita tetap datang ibadah,
nyembah Tuhan. Ini bukan ndablek tapi kapasitas yang diperbesar.
Ayat 10. Orang-orang yang bisa lolos di jiwa. Roh Tuhan akan
mengeksplorn akan muncul orang-orang seperti Daud. Dia muncul
mengalahkan Goliat. Sejak diurapi dia tampil berbeda. Musuhnya adalah
anaknya sendiri sehingga muncul kitab Mazmur. Soal strategi orang no 1
yang menguasai adalah Daud. Musuh terbesarnya bukan Goliat tapi jiwanya
sendiri. Roh Tuhan yang akan membenahi setiap jiwa kita.
Rendahkan diri kita selalu dihadapan Tuhan. Kekuatan untuk membawa
jiwa-jiwa dan kekayaan harus ada unity. Suami istri yang banyak cek cok
pasti tidak diberkati. Butuh anugerah untuk membangun unity. Unity butuh
kerelaan hati dan keterbukaan.
Patok bicara batas wilayah,
tempat yang harus direbut, diduduki dan dikuasai. Jangan pernah
menghemat karena ini sedang dibentangkan. Awasi apa yang ingin kita
inginkan terjadi. Jangan harapkan apapun kalau tidak ada inspect. Daud
membidik dan melontarkan senjatanya butuh ketepatan sehingga kena tepat
di jidat Goliat tanpa meleset. Seorang senembak, dia memili 3 peluru
berarti ada 3 sasaran yang harus dia tembak. Kalau sampai meleset, dia
kehilangan peluru yang sangat berarti. Kita akan mengembang kalau kita
siap. Setiap taburan itu peluru, kita harus membidik tepat sasaran.
Ketika kena tepat maka suatu kali kita akan lihat pintu-pintu berkat
terbuka.
Ada satu bagian dalam hidup kita yang harus dirubah
yaitu jiwa. Kalau jiwa kita tidak siap, maka perkataan Yesaya tidak akan
terjadi dalam hidup kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar