Selasa, 28 Januari 2014

Jiwa Yang Siap

Minggu Pagi, 26 Jan 2014
Bp. Kus Jogja


Yesaya 54:2-3

Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

Kita harus mempersiapkan diri kita tahun 2014 akan ada sesuatu yang besar. Apa yang dimaksut melapangkan tempat kemah? Artinya kita harus mempersiapkan wadah yang besar. Penampilan boleh sederhana tapi soal wadah harus yang besar. Orang yang madahnya segitu-gitu saja walaupun dibolak balik, digeser-geser ya seperti itu. Orang yang seperti itu tidak ada potensi untuk dikembangkan. Kita seharusnya mengembangkan sejauh yang kita bisa. Pengembangan berbicara kapasitas jiwa kita. Kalau kita hanya mempertanyakan terus nanti ujungnya adalah penolakan. Mungkin diperusahaan pengembangan tidak bisa melampaui limit tapi dalam Tuhan terobos setiap limit.

Tempat kemah berbicara soal jiwa. Goliat adalah orang besar tapi jiwanya rapuh. Jiwanya terlalu kecil untuk mengatasi masalah, problem, dan tantangan. Serangan sewaktu-waktu datang dan orang ini tidak mampu mengatasi sehingga kalah. Berbeda dengan Daud. Daud memiliki jiwa yang besar walaupun tubuhnya kecil.

Hari ini Tuhan berikan kemampuan untuk mengelola jiwa. Kemampuan untuk jiwa bisa mengatasi masalah. Roh kita bisa menekan kuat tapi kalau jiwa kita tidak bisa dikelola maka setan akan masuk bahkan dia bisa mengajak 7x setan yang lebih jahat.

2 Korintus 6:4-10

Mau tidak kita disakiti? Jawabannya pasti tidak mau, tetapi kenyataannya kita tersakiti. Disakiti bukan masalah mau tidaknya melainkan bagaimana jiwa ini mengatasi masalah tersakiti tersebut. Kalau kita tidak berhasil mengatasi masalah maka kita akan masuk ke dalam penjara kehidupan bahkan penjara hidup. Kita tidak bisa menolak sms dari orang yang mau menagih hutang. Aku tolak dalam Nama Yesus!! Kita tidak bisa menolah supaya sms itu tidak masuk HP kita melainkan berfikir bagaimana mengatasi masalah hutang. Ini masalah terletak di jiwa kita. Biar roh yang ada dalam diri kita yang menyembah teriak minta kemampuan. Selalu jaga kemurnian hati. Ketika terjadi pertengkaran keluarga lekas berhenti, bahasa roh dan kebas-kebas.

Seberapa wadah yang kita maun yang terpenting jangan bocor. Tembok berbicara juga wadah kita jangan sampai berlubang. Wadah kita harus besar, lengkap dan tersedia. Tidak ada kotoran yang menempel. Wadah kita harus bersih. Kita akan diberi senjata keadilan. Kita tidak usah membela, biar roh Tuhan yang membela kita. Setiap hari kita menyembah, itu yang akan membuat musuh tidak akan menyentuh kita. Hari kamis yang lalu, kita buat arak-arakan untuk mengenapkan firman membersihkan kota.

Ayat 8
Kita maunya dihormati. Sering kita sombong kalau sampai nama kita tidak tercantum/tertulis ... maka kita merasa kesal seolah-olah itu menghina kita. Bagaimana respon kita seandainya kita sampai dihina didepan orang? Tidak datang kegereja atau bagaimana? Ini tantangan untuk mempersiapkan wadah yang besar. Tuhan menjaga hati kita, justru seharusnya kita berterima kasih. Yang malu bukan kita tetapi dia yang menghina kita (kalau posisi kita benar bukan sombong). Kita tidak ada hak untuk sombong dan sakit hati. Jiwa kita mungkin merasa sakit tubuh kita menangis tetapi kalau roh berkata lakukan maka sesungguhnya itulah wadah yang besar. Kalau tidak dipress seperti itu maka kita akan menjadi orang yang somsek (sombong sekali). Kita memang tidak mampu tapi Tuhan yang memberi kemampuan.

Tidak ada orang dewasa yang tanpa ujian. Dimaki-maki atau dikritik justru jadi pelajaran. Seandainya dipuji terus menerus takutnya jatuh dalam kesombongan. Mungkin kita tidak punya jabatan tapi Tuhan beri kepercayaan. Kekuatan kita bisa dilihat dari baca firman kuat tidak, nyembah Tuhan kuat tidak, doa kuat tidak, deklarasi kuat tidak. Ayat 9. Kita tidak akan mati sekalipun dipukul. Sekalipun kita baru dimarah-marahin selesai ibadah tapi besoknya kita tetap datang ibadah, nyembah Tuhan. Ini bukan ndablek tapi kapasitas yang diperbesar.

Ayat 10. Orang-orang yang bisa lolos di jiwa. Roh Tuhan akan mengeksplorn akan muncul orang-orang seperti Daud. Dia muncul mengalahkan Goliat. Sejak diurapi dia tampil berbeda. Musuhnya adalah anaknya sendiri sehingga muncul kitab Mazmur. Soal strategi orang no 1 yang menguasai adalah Daud. Musuh terbesarnya bukan Goliat tapi jiwanya sendiri. Roh Tuhan yang akan membenahi setiap jiwa kita.

Rendahkan diri kita selalu dihadapan Tuhan. Kekuatan untuk membawa jiwa-jiwa dan kekayaan harus ada unity. Suami istri yang banyak cek cok pasti tidak diberkati. Butuh anugerah untuk membangun unity. Unity butuh kerelaan hati dan keterbukaan.

Patok bicara batas wilayah, tempat yang harus direbut, diduduki dan dikuasai. Jangan pernah menghemat karena ini sedang dibentangkan. Awasi apa yang ingin kita inginkan terjadi. Jangan harapkan apapun kalau tidak ada inspect. Daud membidik dan melontarkan senjatanya butuh ketepatan sehingga kena tepat di jidat Goliat tanpa meleset. Seorang senembak, dia memili 3 peluru berarti ada 3 sasaran yang harus dia tembak. Kalau sampai meleset, dia kehilangan peluru yang sangat berarti. Kita akan mengembang kalau kita siap. Setiap taburan itu peluru, kita harus membidik tepat sasaran. Ketika kena tepat maka suatu kali kita akan lihat pintu-pintu berkat terbuka.

Ada satu bagian dalam hidup kita yang harus dirubah yaitu jiwa. Kalau jiwa kita tidak siap, maka perkataan Yesaya tidak akan terjadi dalam hidup kita.

Tidak ada komentar: